Panduan Hamil Wanita Sholihat


Seri Jendela Muslimah

Panduan Hamil Wanita Sholihat


Hamil, suatu kata yang kadang begitu diinginkan oleh seorang wanita. Namun ada saatnya kata hamil begitu ditakuti oleh seorang wanita.

Hamil begitu diinginkan oleh seorang wanita yang dia telah bersuami. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya adalah seorang wanita yang sempurna bagi suaminya. Dia ingin memberikan anak buat suaminya dari rahimnya sendiri.

Kondisi ini kadang membuat wanita menikah yang belum bisa hamil berupaya mencari cara agar dapat hamil meskipun berupaya dengan metode rasional maupun yang irrasional. Mereka ada yang mendatangi dokter spesialis, ahli terapi tubuh untuk menghilangkan kekurangan, hingga metode modern seperti program bayi tabung. Ada juga yang mengadopsi anak sebagai cara "memancing", yang demikian masih termasuk kategori terapi yang tidak menyalahi keimanan islam. Namun ada yang mendatangi paranormal untuk kemudian menjalankan tatacara ritual yang diluar kelaziman hanya untuk bisa hamil. Maka pada saat tersebut akan tampak siapa wanita yang memiliki keimanan dan yang tidak.

Saya yakin wanita-wanita yang telah bersusah payah untuk bisa hamil dengan metode yang sesuai syar'i kemudian diberi hamil oleh Allah begitu mensyukuri nikmat hamil tersebut. Apalagi kehamilan itu adalah hamil untuk yang pertama kali.

Kata hamil pada moment yang lain, begitu ditakuti oleh wanita. Apalagi mereka-mereka yang tidak bersuami di Negara yang masih memegang budaya timur. Wanita tipe ini tidak hendak saya tulis di artikel ini.

Tidakkah kita sadar, bahwa kata ini juga ditakuti oleh wanita yang bersuami sewaktu anak sebelumnya baru beberapa bulan dilahirkan, sewaktu ekonomi terasa belum mapan, sewaktu jumlah anak yang menjadi tanggungan bertambah terus, sewaktu ... sewaktu yang lainnya. Kondisi ini sedikit banyak mempengaruhi psikologis sang ibu sehingga tidak pernah focus untuk mengurus kehamilannya.

Ketahuilah, bahwa hamil adalah saat yang paling indah yang seharusnya dirasakan bagi seorang wanita yang beriman. Sebaiknya hamil dijadikan moment paling baik bagi seorang wanita mempersiapkan syurga bagi dirinya.

Mengapa demikian?

Kita semua tahu, bahwa melahirkan adalah poin pertemuan kehidupan dan kematian. Berapa banyak wanita yang harus menyerahkan nyawanya untuk melahirkan seorang anak. Bila wanita beriman sedari awal menyadari kondisi ini, maka sejak tahu bahwa dirinya hamil hingga hitungan hari H melahirkan adalah waktu hitung mundur yang mendekati kepastian apakah dirinya akan hidup kembali atau harus ikhlas kembali kepada ilahi Rabbi.

Bagaimana mengukir waktu agar dirinya dapat memperoleh syahadah bilamana Allah berkehendak saat itulah kematian untuk dirinya. Semoga saja wanita sholihah sadar akan saat tersebut dengan mempersiapkan dirinya memperbanyak ibadah, baca Al-qur'an, qiyamul lail, beramal sholeh buat suami tercinta dan beramal sholeh lainnya. Bukankah Allah begitu baik memberi kesempatan pada wanita sholihat yang sedang hamil. Dirinya tidak diberi waktu tangguh yang menghalanginya untuk bertaqorub pada Allah (haid-pen), sehingga waktu ibadahnya menjadi sangat panjang, kapanpun dia mau. 

Kalau hari ini kita mendengar sebuah experiment bahwa bayi dlm kandungan yang diperdengarkan Mozart akan memiliki kecerdasan lebih, apa jadinya kalau wanita sholihat yang sedang hamil begitu banyak membaca al-qur'an, qiyamul lail dan shalat-shalat sunnah yang lain (sebenarnya untuk persiapan kematian dirinya sendiri). Hal ini sama dengan memperdengarkan Al-qur'an pada buah hatinya secara tidak langsung. Tentunya hasilnya akan lebih baik daripada diperdengarkan Mozart.

Wanita sholihat yang menyadari dirinya hamil, tentunya akan benar-benar mempersiapkan waktu kematiannya dengan sebaik-baiknya agar mendapat gelar syahadah. Dirinya ingin meninggalkan kenangan yang sangat indah bagi orang-orang yang disayanginya. Bilamana memang kematian menghampirinya saat melahirkan, maka dirinya sesungguhnya telah berupaya optimal memberikan keturunan yang baik bagi suaminya. Namun bilamana kehidupan masih menyapanya, maka dia mendapat minimal dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan beroleh anak yang sholih / sholihat dan kebahagiaan mendapati keluarganya utuh kembali.

So, wahai wanita sholihat, jangan takut hamil yaa...

No comments: