Masbuk dalam shalat Jama'ah



Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh,

Saya mau tanya mengenai masbuk, dalam shalat wajib apakah ada dalil kalau kita mau sholat berjamaah tetapi pas kita mau sholat iman sedang membaca surah al-Fatihah di pertengahan surat. Apakah pas di pertengahan itu kita mendapat 1 rakaat apa? Mohon penjelasan.
Ahmad Musa


Jawaban

Assalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun shalat. Dan kita tahu bahwa yang namanya rukun itu tidak boleh ditinggalkan. Dan meninggalkan salah satu rukun mengakibatkan ibadah itu menjadi tidak syah. Bahkan Rasulullah SAW bersabda,

”Tidak syah shalat seseorang bila tidak membaca fatihatul kitab (Al-Fatihah). (HR.Jamaah)
Tidak boleh shalat yang tidak membaca fatihatul kitab (Al-Fatihah). (HR Ibnu Khuzaemah dan Ibnu Hibban).

Namun dalam kasus makmum ikut imam yang tertinggal membaca surat Al-Fatihah, misalnya mendapati imam sedang ruku’, maka sebenarnya yang tertinggal bukan saja bacaan surat Al-Fatihah saja, tetapi juga takbiratul ihram.

Dan agar kita tidak semata-mata menggunakan pendekatan logika di dalam masalah shalat, marilah kita dengar sabda Rasulullah SAW dalam masalah ini.

Siapa yang masih sempat ruku’ bersama imam dalam shalat, maka dia mendapatkan shalat itu. (HR Bukhari dan Muslim).

Sehingga pertanyaan Anda terjawab dengan hadits shahih yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW sebagai nabi yang diutus untuk dijadikan penunjuk tata cara beribadah sudah menjelaskan bahwa bila makmum masih sempat melakukan ruku’ bersama imam, maka dia dianggap sudah mendapatkan rakaat itu. Sebaliknya, bila tidak sempat ruku’ bersama imam, maka dia tidak mendapatkan rakaat itu.

Ini adalah hadist yang menjelaskan secara sharih dan jelas sekali masalah ini. Sehingga ketentuan umum dari dua hadits di atas dikecualikan dengan hadits ini.


Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. 


Ahmad Sarwat, Lc.

(di salin dari milis Masjid Annahl)

Hukum merayakan Valentine day bagi Umat Islam



Boleh jadi tanggal 14 Februari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari dimana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.


Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.


Perayaan Valentines Day adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani

Valentines Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani.

Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentines Day.


The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentines Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998).


Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno.


Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kafirun: 1-6)


Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.

Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.

Valentin Berasal dari Budaya Syirik.
  
Ken Swiger dalam artikelnya Should Biblical Christians Observe It? mengatakan, Kata Valentin eberasal dari bahasa Latin yang berarti, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi.


Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi to be my Valentine, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi Sang Maha Kuasa. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si Cupid (bayi bersayap dengan panah) itu adalah putra Nimrod the hunter” dewa matahari.


Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan
aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.


Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min zalik.


Semangat valentine adalah Semangat Berzina

Perayaan Valentines Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.


Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.


Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.


Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.


Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?


Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.


Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.


Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Isra: 32)

Valentine

Sebetulnya sih dari kemaren pengen ngebahas valentine tapi udah usang kali ye........
Kemaren pas aku utarakan tentang apa itu valentine eh cewek ku marah-marah katanya aku terlalu dalem lah ini lah itu lah wah jadi pusing nih, tapi kan kebenaran itu harus di sampaikan walaupun akibatnya akan sakit.

Perjalanan Spiritual

Catatan ini sebetulnya sudah berniat aku buat beberapa bulan yang lalu tetapi karena keterbatasan waktu aku belum sempat merealisasikannya.
Alhamdulillah sekarang ini aku bisa menampilkan catatan-catatan spiritualku selama beberapa tahun belakangan ini.
Semoga menjadi manfaat untuk orang banyak.
Amin