Lebih Baik Mana Membaca Al-Quran Dengan Mushaf atau Hafalan?

alquran dan terjemahan


Selasa, 11 Apr 06 / 12 Rabiul awal 1427H / Thn V
Seri Tanya jawab

Lebih Baik Mana Membaca Al-Quran Dengan Mushaf atau Hafalan?

Manakah yang lebih baik, membaca Al-Quran dengan mushaf atau dari hafalan?
Jika membaca Alqur'an dilakukan di luar sholat, maka lebih baik membaca dengan mushaf, karena yang demikian ini lebih bagus dari sudut pandang ketelitian bacaan dan juga menguatkan hafalan. Akan tetapi, jika seseorang merasa dengan membaca dengan cara menghafal lebih bagus untuk hafalannya dan dapat lebih menghayati maknanya, maka bacalah dengan cara yang kedua ini. 


Adapun membaca Alqur'an dalam sholat, adalah lebih baik untuk membacanya dari hafalan, karena membaca Alqur'an dari mushaf dalam sholat dapat menimbulkan gerakan2 tambahan di luar gerakan sholat, seperti memegang mushaf, membalik lembaran mushaf, dan melihat huruf-hurufnya. Semua gerakan ini mengakibatkan seseorang tidak bisa menempatkan tangan kanan di atas tangan kirinya untuk bersedekap, dan juga kesulitan saat berpindah posisi ke ruku' atau sujud, di mana ia perlu untuk menyelipkan mushaf di lengannya.

Kami melihat sebagian orang bahkan memegang mushaf saat menjadi makmum dalam sholat berjamaah. Mereka mengikuti bacaan imam sambil merujuk ke mushaf. Dengan alasan yang sudah dikemukakan di atas dan juga karena dalam sholat berjamaah, makmum hanya perlu mengikuti imam, maka mereka sebaiknya tidak membaca dari mushaf saat sholat.

Adapun bila hafalan imam tidak begitu bagus, dan imam meminta makmum untuk membawa mushaf dalam sholat untuk mencocokkan bacaan imam, sehingga bila terdapat kesalahan dalam bacaan imam, makmum bisa membetulkan, maka yang demikian ini tidak apa-apa.

Penulis: Syaikh Ibnu Utsaimin   

Fatawa Islamiyah, vol.7, p.17, DARUSSALAM 
Diterjemahkan dari http://fatwaislam.com

Kelompok-Kelompok yang Parsial dalam Memahami Aqidah: Aliran Syi'ah

aliran syiah


Senin,10 April 2006/Thn-V
Seri Aqidah

Kelompok-Kelompok yang Parsial dalam Memahami Aqidah: Aliran Syi'ah

Syi'ah sebenarnya berarti pendukung, penolong, teman dekat (QS 37/83 dan 28/18), kata ini lalu digunakan oleh orang rawafidh (kelompok yang menolak kepemimpinan Abubakar ra dan Umar ra) sebagai nama kelompok mereka.

AL-Manhajul Juz'i Fii Fahmi Aqiidah Fii Syu'uur : Rafiidah
(Kelompok-kelompok yang parsial dalam memahami Aqidah : Aliran Syi'ah)

Definisi :
Syi'ah sebenarnya berarti pendukung, penolong, teman dekat (QS 37/83 dan 28/18), kata ini lalu digunakan oleh orang rawafidh (kelompok yang menolak kepemimpinan Abubakar ra dan Umar ra) sebagai nama kelompok mereka.

Dalil-dalil sunnah dan sejarah tentang Syi'ah :

1. Bahwa setelah perang Shiffin, Ibnu Abbas ra berdialog dengan Muawiyyah ra dan ditanya oleh Muawiyyah ra : "Dari Syi'ah mana anda? Dari Syi'ah Utsman atau dari Syi'ah Ali?" Jawab Ibnu Abbas ra : "Saya dari Syi'ah Rasulullah SAW." (HR Abu Nu'aim dalam al-Hilyah)

2. Sa'id bin Hatim ra bertanya tentang witirnya Nabi SAW pada Ibnu Abbas ra, maka jawab Ibnu Abbas ra : "Maukah Anda aku kabarkan orang yang paling tahu tentang witirnya Nabi SAW?" Kujawab : "Ya." Maka kata Ibnu Abbas ra : "Tanya pada A'isyah!" Lalu aku minta tolong tanyakan melalui Hukaim bin 'Aflah ra sebab aku pada waktu itu termasuk syi'ah Ali ra.

3. Pada abad ke-2 dan ke-3 hijrah, istilah Syi'ah juga digunakan. Dalam tarikh, khalifah Ibnu Khayyan saat mengomentari keruntuhan khalifah sebelumnya mengatakan : "Inilah akibat Syi'ahnya Marwan bin Muhammad.

Parsialnya Manhaj Syi'ah :

- Yaitu dalam syu'ur (emosi), karena mereka selalu berusaha mengangkat emosi ummat melalui perantaraan ahlu bait Nabi SAW. Tapi cinta mereka parsial, karena ahlu bait mereka batasi hanya pada Ali ra dan keluarganya, sementara A'isyah ra mereka caci-maki.

- Makna ahlu bait dalam al-Qur'an : Suami dan istri (QS 11/73), ibu dan bapak (QS 28/12), isteri-isteri (QS 33/33).

- Kelompok syi'ah mengartikan bahwa QS 33/33 itu yang dimaksud Ali ra saja, karena menggunakan dhamir 'alaikum. Hal ini dijawab bahwa kum juga mencakup lelaki dan wanita sebagaimana dalam lafadz salam (assalamu 'alaikum), apalagi awal ayat bicara tentang istri Rasulullah SAW.

Parsial dalam mencintai Ahlul Bait :

1. Terhadap paman-paman Rasulullah SAW : Mereka habis-habisan menyatakan Abu Thalib itu muslim dengan menolak hadits-hadits yang shahih, tapi menolak Abbas ra, bahkan menyatakan bahwa Abbas itu tidak ada dan hanya rekayasa sejarah orang-orang Abbasiyyah. Kenapa? Sebab dalam fiqh (termasuk fiqh syi'ah) anak paman terhalang oleh paman dalam hak waris.

2. Terhadap para isteri Rasulullah SAW : Istri nabi SAW mereka bagi dalam 2 kubu (padahal kenyataannya tidak demikian), yaitu kubu A'isyah, Hafshah, dll (yang menolak Ali ra) dengan kubu Ummu Salamah (pendukung Ali ra). Pokoknya semua hal agama diterima dan ditolak bukan berdasarkan dalil yang shahih melainkan berdasar perasaan mereka pada Ali ra. Kisah perang Jamal secara panjang lebar disebutkan dalam Sirah Ibnu Hisyam dan Thabaqat Ibnu Ishaq.

3. Terhadap anak-anak Rasulullah SAW : Mereka memuji-muji Fathimah ra saja, tetapi pada putri Rasulullah SAW yang lain, Ruqayyah ra dan Ummu Kultsum ra, dianggap bukan putri Rasulullah SAW, hanya karena mereka dinikahkan oleh Rasulullah SAW dengan Utsman ra, sementara mereka membenci Utsman ra.

4. Terhadap para menantu Rasulullah SAW : Mereka mencintai Ali ra, tapi membenci Utsman ra (padahal Utsman ra termasuk 10 orang sahabat yang dijamin masuk syurga). Begitu bencinya mereka pada Utsman ra, sehingga istri Utsman ra (Ruqayyah ra dan Ummu Kultsum ra) dianggap mereka bukan anak Nabi SAW.

5. Terhadap para cucu Rasulullah SAW : Yang dianggap cucu Nabi SAW oleh mereka hanyalah Hasan ra dan Husain ra, sedangkan Ummu Kultsum ra, putri Ali ra yang dinikahkan dengan Umar ra dianggap jin perempuan (padahal Imam Jalaluddin as Suyuthi dalam tarikhnya meriwayatkan kisah keutamaan Ummu Kultsum dengan suaminya, dalam hadits yang panjang). Demikian pula mereka menafikan Umamah ra (anak Zainab ra dengan pernikahannya dengan Abul Ash ra), padahal Umamah ra ini sangat dicintai Nabi SAW, sampai-sampai saat beliau shalat pernah sambil menggendong Umamah ra (oleh kelompok Syi'ah hadits tersebut diganti dengan Husein ra), bahkan saat Fathimah ra sakit menjelang wafatnya ia meminta Ali ra untuk menikahi Umamah ra.

6. Terhadap Para Mertua Rasulullah SAW : Mereka tidak mengakui kekhalifahan Abubakar ra dan Umar ra, karena mereka menganggapnya sebagai merebut hak Ali ra.

Jenis-jenis aliran Syi'ah dalam memandang Ali r.a :

1. Ekstrim Mencintai Ali ra : Merupakan mayoritas dari syi'ah, yang sangat mengkultuskan Ali ra, dan mengkafirkan Abubakar ra dan Umar ra. Kelompok ini berawal dari ajaran Abdullah bin Saba' (seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam). Alirannya disebut Saba'iyyah. Termasuk kelompok ini adalah Khomeini yang dalam bukunya yang menggemparkan (Kasyful Asrar) menulis doa untuk melaknat Abubakar ra dan Umar ra (doa 2 berhala Quraisy). Kelompok Syi'ah mati-matian memfiktifkan Ibnu Saba' dan menyatakan haditsnya hanya melalui Abu Mihnah saja, padahal juga terdapat dalam al-Musnad oleh Imam Ahmad, Tahzhib wa Tahdzib oleh Ibnu Hajar, dll. Ibnu Saba' ini lalu dibuang oleh Ali ra ke Madain.

2. Ekstrim Mengkafirkan Ali ra : Tokohnya adalah Ibnu Kamil, kelompok ini mengkafirkan Ali ra karena menganggapnya tidak serius menjelaskan masalah Imamah pada ummat sehingga membuat umat Islam berpecah-belah.

3. Moderat : Mereka hanya menganggap bahwa Ali ra adalah sahabat yang paling utama dan paling berhak terhadap kekhalifahan setelah Rasulullah SAW.
Nabiel Fuad Al-Musawa (Al-Ikhwan.net )

Maraji' :
1.Al-Habsyi, Husein. 1991. SUNNAH-SYI'AH DLM UKHUWWAH ISLAMIYYAH. Al-Kautsar. Malang.
2.Musawi, Ali bin Hushain ar-Radhi, 1990. NAHJUL BALAGHAH. YAPI. Jakarta. Al-Musawi, S., 1983. DIALOG SUNNAH-SYI'AH. Mizan. Bandung. Subhani, Ja'far, 1405. ISHMAH. Muassasah an-Nashri al-Islami. Qum-Iran.

Memburu Jejak Bahtera Nuh

kisah nabi nuh


Penulis: A. Darmawan/Angkasa

Lokasi terdamparnya Bahtera Nabi Nuh tengah ditelusuri. Kini, paling tidak ada tiga satelit memusatkan kamera ke posisi barat laut Gunung Ararat, timur Turki. Anehnya, di lokasi berjulukan Anomali Ararat ini bertebaran titanium dan manggan. Padahal kedua logam baru berhasil diolah pada dasawarsa 1930-an.

Semuanya memang masih belum jelas benar. Tiga satelit pengindera jarak jauh dan satelit intelijen AS baru sebatas menangkap tonjolan es sebesar kapal induk. Sementara, sebuah tim ekspedisi baru berhasil mendapati jejak rusuk kapal, sekrup penghubung tiang, dan batu jangkar berlubang di atas dataran tinggi tersebut. Namun, hampir semua peneliti sama-sama menduga keras, jejak arkeologi ini adalah jejak reruntukan Bahtera Nabi Nuh.

Seperti dilaporkan penulis senior space.com, Leonard David (9/3/2006), satelit mata-mata resolusi tinggi AS QuickBird, Ikonos milik swasta, dan Radarsat 1 milik Kanada beberapa bulan terakhir telah ditugaskan mengunci sasaran tersebut. Satelit-satelit ini terpaksa dikerahkan karena otoritas Turki amat resisten terhadap pendatang asing. Penjelajahan lewat darat juga sulit dilakukan mengingat ganasnya cuaca dan beratnya rintangan alam.

Profesor Porcher Taylor, analis keamanan nasional AS asal Universitas Richmond, Virginia, mengaku gembira dengan ikut bergabungnya satelit-satelit itu. Bersama pihak CSIS (Center for Strategic and International Studies), Washington, ia telah mengikuti jejak tersebut sejak beberapa tahun lalu.

"Kini saya kembali optimis karena komunitas intelijen telah ikut mengidentifikasi jejak bersejarah ini," kata Taylor menunjuk orang-orang di belakang ketiga satelit yang memang biasa didayagunakan untuk misi intelijen itu. Kehadiran komunitas intelijen AS inilah yang kemudian mencuatkan pertanyaan: "Ada apa sebenarnya di balik situs tersebut? Mengapa AS sampai amat berkepentingan?"

Orang awam bisa saja menganggap situs tersebut sebagai tonjolan batuan Bumi. Namun, oleh karena bentuknya yang menyerupai dasar perahu dan lokasinya "kebetulan" sama dengan tempat terdamparnya Bahtera Nuh (seperti dimuat dalam Kitab Suci), rasa ingin tahu pun muncul. Perbandingan panjang dan lebar situs nyaris sama dengan yang digambarkan Kitab Suci, yakni 6:1. Besarnya kira-kira sama dengan kapal induk modern terbesar.

Jejak arkeologis yang kerap tertutup salju itu persisnya teronggok di punggung Pegunungan Ararat, Turki, pada koordinat 39º26' LU dan 44º14'BB, di ketinggian sekitar 6.500 kaki, dekat perbatasan Armenia, Georgia, dan Iran.

Seperti dipaparkan dalam Kitab Kejadian, Injil, pada masa sebelum Kristus lahir (Sebelum Masehi), Tuhan memerintah Nabi Nuh membuat semacam kapal yang amat besar untuk menyelamatkan keluarganya dan binatang-binatang dari ancaman air bah. Air bah akan muncul karena Tuhan akan menurunkan hujan selama 40 hari 40 malam. Semua perintah dilakukan dan bahtera kemudian tertambat di sekitar Pegunungan Ararat.

Teka-teki Anomali Ararat tiba-tiba mencuat setelah seorang bocah suku Kurdi penggembala asal Desa Uzengili, Turki, membeberkan secuil jejak kepada penduduk asing. Bocah itu bernama Reshit Sarihan, dan itu terjadi pada Mei 1948. Tak jelas bagaimana ceritanya, secuil info itu akhirnya sampai ke kuping orang AS dan mereka pun berdatangan. Ada yang mengatasnamakan dirinya kelompok peneliti independen. Ada pula yang, setelah ditelusuri, merupakan suruhan Badan Intelijen AS, CIA. Mereka berdatangan sejak 1950-an.

Diantara yang kemudian bersusah-payah mendaki Ararat, uniknya, adalah mantan astronot Apollo 15, James Irwin. Sayangnya niatan wakil Yayasan High Flight, organisasi nirlaba yang berpusat di Colorado Spring ini, kandas. Sebelum mencapai lokasi, tim Irwin keburu dicegat Polisi Turki dan dipaksa turun kembali. Polisi Turki bahkan tak memperbolehkan Tentara Turki memasuki daerah ini karena hanya akan mengundang ketegangan dengan kaum pemberontak Kurdi.

Ketatnya penjagaan dan ganasnya alam di sekitar dataran tinggi Ararat toh tak mengandaskan keinginan orang-orang AS itu. Tak bisa lewat darat, berbagai upaya mengintip dari udara pun ditempuh. Mulai dari mengerahkan pesawat mata-mata, satelit pengintai, sampai "menyewa" pesawat tempur AU Turki demi sekadar melintas dan memotret situs dimaksud.

Diakui atau tidak, tampaknya ketertarikan para petualang itu bukan hanya karena nilai sejarahnya, tetapi juga material yang tertinggal di lokasi tersebut. Sebuah info terbatas mengatakan, di sekitar jejak bahtera tersebar artifak dari bahan titanium dan manggan. Kedua material, bukan rahasia lagi, begitu langka dan amat diburu negara maju. Titanium adalah metal yang lebih keras dari baja dan amat bagus sebagai bahan senjata.

Sementara manggan tak lain adalah bahan campuran logam (besi, baja, dan alumunium) yang juga biasa digunakan untuk senjata, mesin, dan elektronik.

Keberadaan logam-logam tersebut tak ayal memunculkan pertanyaan serius. Pasalnya, titanium baru berhasil diolah manusia pada tahun 1930-an. Sementara kejadian air bah yang diarungi Bahtera Nuh, menurut hitungan teologi, kira-kira berlangsung antara tahun 3000 hingga 3200 Sebelum Masehi.

Di tengah keoptimisannya, kening para ilmuwan pun berkernyit. Ah, jangan-jangan ini peninggalan pesawat ruang angkasa makhluk asing…*


Ketajaman Mata QuickBird 2
Salah satu pemburu jejak itu adalah QuickBird 2. Karena "bermata" khusus, satelit ini diluncurkan spesial dari Pangkalan Udara Vandenberg, California. Saat ini QuickBird 2 dikenal sebagai satelit komersial dengan kamera resolusi tertinggi di dunia. Dioperasikan EarthWatch Incorporated, Longmont, Colorado, satelit ini mampu melihat jelas obyek sepanjang setengah meter di Bumi. Jauh sebelum QuickBird dikerahkan, lewat tangan CIA, AS mengerahkan Keyhole. Kepekaan mata satelit ini hampir sama edannya dengan QuickBird. Keyhole telah memotret Gunung Ararat sejak 20 Desember 1973. *

Disalin dari milis Masjid AnNahl

Islam dan Iman apa bedanya

Berita Islam


Seri Tanya Jawab

Tanya : Islam dan iman apa bedanya?

Jawab:
Islam dalam pengertian secara umum adalah beribadah kepada Allah dengan cara menjalankan ibadah-ibadah yang disyariatkan sebagaimana yang dibawa oleh utusanNya sejak para rasul itu di utus hingga akhir kiamat. Ini mencakup apa yang dibawa oleh Nuh alaihis salam berupa hidayah dan kebenaran, dan juga dibawa oleh Musa yang dibawa oleh Isa dan mencakup yang dibawa oleh Ibrahim Imamul Hunafa sebagaimana yang diterangkan oleh Allah dalam berbagai ayatNya yang menunjukkan bahwa syariat terdahulu seluruhnya adalah islam kepada Allah azza wa jalla.

Sedangkan islam dalam pengertian secara khusus setelah diutusnya nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah ajaran yang dibawa oleh beliau. Karena ajaran beliau menghapus seluruh ajaran yang sebelumnya, maka orang yang mengikutinya menjadi seorang muslim dan orang yang menyelisihinya bukan muslim karena tidak menyerahkan diri kepada Allah, akan tetapi kepada hawa nafsunya.

Orang-orang yahudi adalah orang-orang muslim pada zaman nabi musa, demikiaan pula orang nasrani muslim pada zaman isa. Namun ketika telah diutus Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian ia mengkufurinya maka mereka bukan menjadi muslim lagi.

Oleh karena itu tidak dibenarkan seseorang berkeyakinan bahwa agama yang dipeluk orang-orang yahudi dan nasrani sekarang ini sebagai agama yang benar dan diterima di sisi Allah sebagaimana dienul Islam. Bahkan orang yang berkeyakinan seperti itu berarti telah kafir dan keluar dari dienul islam, sebab Allah ta'ala telah berfirman.


"Sesungguhnya dien yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam "
(QS Ali Imran : 19)


"Barangsiapa mencari suatu din selain islam maka tidak akan diterima din itu daripadanya" 
(QS Ali Imran : 85)

Islam yang dimaksudkan adalah islam yang dianugerahkan Allah kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan umatnya. Allah berfirman


"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu sebagai agamamu"
(QS Al Maidah : 3)

Ini adalah nash yang amat jelas yang menunjukkan bahwa selain umat ini, setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bukan pemeluk islam. Oleh karena itu agama yang mereka anut tidak akan diterima oleh Allah dan tidak akan bermanfaat pada hari kiamat. Kita tidak boleh menilainya sebagai agama yang lurus. Salah besar seorang yang menilai Yahudi dan nasrani sebagai saudara atau bahwa agama mereka pada hari ini sama pula seperti yang dianut oleh pendahulu mereka.

Jika kita katakan bahwa islam berarti menghambakan diri kepada Allah dengan menjalankan syariatNya, maka dalam artian ini termasuk pula pasrah atau tunduk kepadaNya secara lahir dan batin. Maka ia mencakup seluruh aspek aqidah, amalan maupun perkataan.

Namun jika kata islam itu disandarkan dengan iman, maka islam berarti amalan-amalan perbuatan yang lahir berupa ucapan-ucapan lisan maupun perbuatan anggota badan. Sedangkan iman adalah amalan batiniah yang berupa aqidah dan amalan hati.

Perbedaan istilah ini bisa kita lihat dalam firman Allah


"Orang-orang arab badui itu berkata Kami telah beriman. Katakanlah kepada mereka: kamu belum beriman tetapi katakanlah kami telah tunduk, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu" (Al Hujurat:14)

Mengenai kisah nabi Luth, Allah ta'ala berfirman


"Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri"  (Adz Dzariyat:35-36)

Di sini terlihat perbedaan antara mukmin dan muslim. Rumah yang berada di negeri itu lahirnya adalah rumah yang islami namun ternyata di dalamnya terdapat isteri Luth yang menghianatinya dengan kekufurannya. Adapun siapa saja yang keluar dari negeri itu dan selamat, maka mereka itulah kaum beriman yang hakiki, karena keimanan itu telah benar-benar masuk ke hati mereka.

Perbedaan istilah ini juga bisa kita lihat lebih jelas lagi dalam hadits Umar bin khatab bahwa jibril pernah bertanya kepada nabi mengenai islam dan iman. Maka beliau menjawab "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa ramadhan dan berhaji di baitullah".

Mengenai iman beliau menjawab: "Engkau beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya, hari akhir, serta beriman dengan qadar yang baik dan yang buruk."

Intinya, pengertian islam secara mutlak adalah mencakup seluruh aspek agama termasuk iman. Namun jika istilah islam itu disandinggkan dengan iman, maka islam ditafsirkan dengan amalan lahir berupa perkataan lisan dan perbuatan anggota badan. Sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan batin berupa keyakinan dan amalan hati.

bersama Syaikh Shalih Al Utsaimin

Berusaha Menikah dengan Wanita Shalihah Berjiwa Pendidik

persiapan menikah


Islam itu agama keluarga. Segala tugas dan kewajiban seorang mukmin terhadap keluarga dan rumah tangganya telah ditetapkan. Keluarga muslim adalah basis jamaah Islamiyah. Ia ibarat sebuah sel yang terkait dengan jaringan sel-sel lainnya.

Faktor penentu terhadap keberhasilan pendidikan anak adalah adanya seorang ibu shalihah yang memahami peran dan tugasnya, serta mampu menjalankannya dengan sempurna. Itulah pilar utama dalam pendidikan anak. Peranan mereka bahkan tetap terukir dalam sejarah. Dari tangan merekalah lahir putra-putri terbaik yang mampu membawa perbaikan masyarakat dan memandu umat ini menuju kebaikan dan kekuatan.

Rumah tangga adalah benteng pertahanan aqidah. Maka, banteng itu harus kokoh dari dalam. Setiap individu berjaga-jaga pada posisinya masing-masing. Jika tidak, benteng itu akan mudah dibobol. Oleh karena itu, setiap mukmin wajib mengamankan bentengnya masing-masing dari Dallam.

Keberadaan seorang ibu shalihah sangat diperlukan. Seorang ayah yang shalih tidak akan mampu sendirian mengamankan bentengnya. Keduanya harus bersama-sama menjaga putra dan putrid mereka.

Oleh karena itu rasululloh saw berpesanPilihlah 9 calon istri ) untuk menyemaikan benih ( keturunanmu ) Karena wanita itu akan melahirkan anak menyerupai saudara-saudaranya!” [7]

Rasululloh saw juga bersabda “ Pilihlak ( meletakkan ) benih ( keturunan -mu pada tempat yang baik ( shalihah )  Dari Aisyah, diriwayatkan oleh Daruquthni

Suami juga harus memperhatikan pengetahuan yang dimiliki istrinya. Dengan bekal pengetahuan, istri akan dapat mengatur urusan rumah dan mendidik anak dengan baik. Oleh karena itu wanita harus mencari bekal ilmu dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk membantu menjalankan fungsi seorang istri dan ibu. Pepatah mengatakan , “ Lelaki dan perempuan itu bagaikan sebait puisi, harus ada keserasian dan kecocokan,” [8]

Imam Mawardi, menukil pendapat Khalifah Umar, mengatakan ;
“ Hak pertama seorang anak yang mesti dipenuhi oleh orang tuanya adalah memilihkan calon ibu ( yang akan melahirkannya ). Sebelum mempertimbangkan faktor kemampuannya untuk melahirkan anak, terlebih dahulu harus diutamakan faktor-faktor kemuliaan dan kebaikan agamanya, kesucian diri dan pemahaman terhadap segala urusannya, keluhuran budi pekerti dan teruji kecerdikan dan kesempurnaan akalnya serta kepandaian menyenangkan hati suami dalam segala keadaaan “ [9]


diringkas oleh Abu Hafidz Al cipinangi

Bersambung Insya Allah. . . . .

[7] Syaikh Muhammad dalam Rahmatul Islam bin Nisa- Hadits Shahih, Shaihul Jami; hadits no.2928

[8] Syaikh Muhammad Al-Khidhr Husain dalm Dirasat fi Asy-Syari’ah Al Islamiyah, hal.98

[9] Abu Hasan Al Mawardi dalam kitab Nashihatul Muluk,hal.62

Philippe Troussier dan Istrinya Masuk Islam

Pendeta masuk islam


Sabtu, 25 Maret 2006 03:01 WIB

RABAT--MIOL: 
Pelatih sepak bola asal Prancis Philippe Troussier dan isterinya Dominique telah menyatakan masuk Islam di Ibu Kota Maroko tempat mereka tinggal, sumber-sumber yang dekat dengan pasangan tersebut mengkonfirmasi, Kamis.

Troussier (51) adalah mantan pelatih tim nasional Maroko dan klub sepakbola Prancis Marseille. Ia juga pernah melatih bagi tim Afrika Selatan, Nigeria, Pantai Gading, Burkina Faso, Qatar dan Jepang, yang dituntunnya hingga masuk ke putaran kedua Piala Dunia 2002.
"Troussier bukan lagi Philippe, ia telah menggunakan nama Omar dan isterinya bukan lagi bernama Dominique tetapi sudah menggantinya dengan nama Amina," demikian diberitakan harian Maroko-Prancis, L'Opinion, Kamis.

Suatu sumber yang dekat dengan pasangan tersebut juga mengkonfirmasi perpindahan agama mereka kepada AFP, dengan menambahkan bahwa acaranya berlangsung Jumat lalu.
"Selamat datang Omar dan Amina di Dunia Semua Kekuatan, Dunia Kebenaran," tulis L'Opinion, dengan memuji bahwa perpindahan agama itu sebagai suatu kejutan yang sangat bagus.

"Sebagai Muslim kami senang melihat pribadi yang kuat dan cukp diakui seperti Philippe Troussier untuk menjadi bagian dari agama yang penuh perdamaian dan toleransi ini." Surat kabar itu juga menambahkan bahwa ketika dihubungi Troussier menyatakan tidak ingin menjelaskan terlalu banyak mengenai halini.

"Saya ingin menjaga perasaan-perasaan saya ini sendiri," ujar Troussier seperti dikutip, dengan menambahkan: "Seperti yang anda lihat segala sesuatu berkembang...."

Sementara itu, surat kabar Moroccan Evening memberitakan bahwa pasangan suami isteri itu telah mengadopsi gadis setempat bernama Selma dan Mariam.

(AFP/Ant/OL-06)

Berwudhu Dengan Air Hangat

niat wudhu



Pertanyaan:

Assalamualaikum wr wb, Pak ustadz saya ingin menanyakan hukumnya bila berwudhu menggunakan air hangat, karena saya pernah membaca di sebuah majalah islam yang tidak membenarkan berwudhu dengan air hangat. 

Padahal ketika saya mengikuti suami yang bertugas di luar negeri yang di negara itu mengalami musim dingin yang sangat lama, hampir setiap sholat saya selalu berwudhu dengan air hangat karena tdk tahan dengan cuaca dingin, dan kalaupun dipaksakan menggunakan air dingin saya takut wudhu saya tidak sempurna, karena kedinginan hanya bagian-bagian tertentu saja yang dibasuh misalnya, Saya mohon penjelasan dari P. Ustadz, terimakasih, wassalam.

Zafindra


Jawaban:

Tidak ada larangan untuk berwudhu dengan air hangat atau air panas. Yang ada adalah makruhnya menggunakan air musyammasy, atau air yang terkena sinar matahari langsung sehingga menjadi panas suhunya. 

Hukumnya pun bukan haram tetapi makruh. Paling tidak ini dimakruhkan oleh sebagian mazhab seperti mazhab Imam As-Syafi‘i. 

Jadi silahkan teruskan menggunakan air hangat /panas untuk wudhu dan mandi apalagi di musim dingin. 

Apabila anda tidak punya air hangat/panas sedangkan udara sangat dingin dan khawatir pada kesehatan anda, anda boleh melakukan tayammum dengan tanah atau debu. 

Tapi yang jelas, tidak ada halangan untuk menggunakan air panas /hangat untuk berwudhu‘. 

Wallahu a‘lam bis-shawab.