Erotic images can turn you blind dan Porn panic over eroto-toxins


Bahaya pornografi


Diambil dari website www.NewScientist.com dari artikel

Erotic images can turn you blind dan Porn panic over eroto-toxins

- - -

Sehubungan dengan RUU APP. Mempermasalahkan pornografi tidak hanya terjadi dalam lingkungan agama, tapi sisi sains pun menunjukkan betapa buruknya dampak pornografi ini.

Tubuh manusia telah diciptakan sedemikian sempurna dan seimbang, mengikuti aturan yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta sesuai dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri, yaitu agar bisa menyembah dan mematuhi Penciptanya. Jika sedikit saja dari larangan-larangan Sang Khalik tersebut dikerjakan, maka akan terjadi gangguan atau ketidakseimbangan pada tubuh manusia. Inilah sunatullah. 

Penelitian oleh David Zald dari Vanderbilt, University in Nashville di Tennessee dan Marvin Chun dari Yale University menunjukkan bahwa gambar-gambar erotis dan porno bisa menimbulkan kebutaan. Dalam penelitiannya, Zald dan Chun memperlihatkan slide-slide gambar yang berjumlah ratusan kepada beberapa orang yang menjadi objek penelitian. Slide-slide gambar yang umumnya berisi foto-foto pemandangan alam diperlihatkan secara cepat. Namun di antara foto-foto tersebut, diletakkan secara acak gambar-gambar yang bisa memacu emosi, seperti gambar memperlihatkan kekerasan dan gambar yang sensual, seperti foto-foto erotis dan porno.

Hasilnya menunjukkan bahwa setelah diekspos dengan satu foto yang emosional saja, pada foto berikutnya yang berisi pemandangan alam biasa, para objek gagal melihat gambar pemandangan tersebut, atau dengan kata lain, mereka kehilangan penglihatannya sesaat.

Zald dan Chun mengamati bahwa orang-orang dalam penelitian ini gagal mendeteksi gambar-gambar normal (yang berisi pemandangan alam) yang tampil seperlima detik setelah gambar-gambar emosional. Mereka hanya bisa mendeteksi gambar-gambar normal kembali setelah beberapa gambar diperlihatkan.

Diperkirakan hal ini ada hubungan dengan pengecilan saluran tertentu dalam otak manusia yang bertugas memproses informasi. Jika stimulus tertentu mendapat rangsangan, akan terjadi pengecilan saluran yang memblokir jalannya informasi berikutnya, untuk selama lebih kurang sepersepuluh detik, menurut Zald. Bagian otak yang dicurigai sebagai tempat terjadinya proses ini adalah amygdala. Bagian ini memiliki peran dalam pemacuan detak jantung dan pengeluaran keringat.

"Pasien yang memiliki kerusakan pada amygdalanya, bisa mengenali gambar-gambar normal tanpa adanya reaksi jika ditunjukkan gambar-gambar yang memperlihatkan kekerasan. Namun terdapat gejala kebutaan sesaat ketika gambar-gambar erotis diperlihatkan," jelas Zald.

Hasil penelitian Zald dan Chun diterbitkan di jurnal Psychonomic Bulletin and Review pada Agustus 2005 dan juga di majalah NewScientist edisi Agustus 2005 lalu.

Para peneliti memperkirakan, penyebab utama kecelakan di jalan raya yang memiliki banyak bilboard dengan gambar-gambar erotis adalah kebutaan sesaat tersebut.

Masih seputar penelitian terhadap gambar porno, sebuah penelitian lainnya menunjukkan bahwa hasil scan otak yang diekspos dengan gambar-gambar porno menunjukkan reaksi yang sama dengan scan otak para pecandu kokain yang melihat gambar-gambar orang sedang madat. Scan otak dilakukan dengan PET (Positron Tomography). Hasil penelitian ini diungkapkan oleh Mary Anne Layden, co-direktur untuk urusan program trauma seksual dan psikopatologi dari University of Pennsylvania. "Pornografi adalah 'ganja buatan' yang beredar secara bebas di internet, berbeda dengan ganja yang asli yang tidak bisa didistribusikan di dunia maya", menurut Jeffrey Satinover, seorang dokter khusus bidang terapi untuk homoseksual.

Dalam sains, istilah untuk kecanduan pornografi adalah "eroto-toxin".

No comments: