“Sesungguhnya Allah mencintai
seseorang jika melakukan sesuatu dikerjakan dengan professional”
Risalah
dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimun, 01-05-2008
Penterjemah:
Abu
Ahmad
Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw
dan orang-orang yang mengikutinya, selanjutnya..
Bahwa
kaidah-kaidah Islam dan prilaku para nabi dan manhaj para shalihin dari
orang-orang yang beriman memotivasi umat akan kewajiban kerja dan mencari
nafkah dari berbagai sarana yang halal; guna dapat memberi nafkah dan
melakukan peningkatan diri; karena dengan uang (harta) akan bisa memberi makan
dan pakaian kepada manusia, membina keluarga, menjalin silaturrahim, melindungi
kehormatan dan manjaga agama, menaikkan devisa negara, mencetak generasi,
menghilangkan kerja meminta-minta, dan hidup dalam kekuatan dan kemuliaan serta
mati dalam keadaan mulia dan terpuji.
Karena
itu kita dapatkan bahwa Islam selalu memotivasi untuk beramal, bekerja dan
mencari nafkah, memerintahkan untuk menyebar ke muka bumi mencari karunia
Allah, makanan dari rizki yang halal dan baik yang telah dianugrahkan oleh
Allah SWT :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولاً
فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah
bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.
(Al-Mulk:15).
Dari
Ibnu Abbas berkata: Saya mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda:
من أمسى كالاًّ من عمل يديه أمسى مغفورًا
له
“Barangsiapa yang pada sore
hari membawa uang yang banyak dengan hari jerih payahnya
sendiri maka baginya ampunan Allah..”
Dan
dari Miqdad ra dari nabi saw bersabda:
ما أكل أحد طعامًا قط خيرًا من أن يأكل من
عمل يده، وإن نبي الله داود عليه السلام كان يأكل من عمل يده
“Tidaklah seseorang makan makanan
sedikitpun lebih baik dari makan yang dihasilkan dari hasil tangannya sendiri,
dan sesungguhnya nabi Daud AS makan dengan hasil tangannya sendiri”.
Adapun
contoh dari para nabi yang bekerja dan mencari nafkah, dan mereka memiliki
keahlian untuk mencari rizki darinya, yaitu antara lain:
- Nabi
Adam AS adalah petani (penggarap ladang).
- Nabi
Daud AS pembuat baju besi dan tameng.
- Nabi
Musa AS menjadi penggembala pada seseorang yang salih.
- Nabi
Muhammad saw menjadi penggembala dan pedagang.
Kewajiban
pekerja Muslim
1. Memiliki
kapabilitas dan dipercaya.. kapabilitas yang dimaksud adalah mampu
merealisasikan pekerjaan dengan ilmu yang dimiliki pada bidang
pekerjaan yang disandarkan padanya, mampu menunaikan tugas secara baik,
dipercaya atas apa yang ditugaskan kepadanya, Allah SWT berfirman:
إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ
الْأَمِينُ
“Karena Sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya”. (Al-Qashash:26)
Dan
musibah yang menimpa suatu umat adalah akibat hilangnya sifat-sifat
diatas; karena itu pekerjaan dan khususnya yang tertuju pada kesejahteraan bangsa
yang disandarkan pada orang dekat dan nepotisme, padahal mereka sebenarnya
tidak memahami pekerjaan tersebut, atau tidak memiliki sifat amanah sehingga
menyengsarakan mereka dan rakyat.
2. Kerja
yang professional.. Islam memotivasi umat Islam untuk kerja yang professional
dalam berbagai sisi kehidupan dan berbagai sarana kerja… Rasulullah saw
bersabda:
إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملاً أن يتقنه
“Sesungguhnya Allah mencintai
seseorang jika melakukan sesuatu dengan cara professional”.
Seorang
pekerja yang ikhlas dan professional adalah ciri insan yang cerdas dan
ahli dalam melakukan sesuatu dan ahli dalam pekerjaannya, mampu menunaikan
tugas yang diberikan kepadanya secara professional dan sempurna, dan
diiringi adanya perasaan selalu diawasi oleh Allah dalam setiap pekerjaannya,
semangat yang penuh dalam meraih keridhaan Allah dibalik pekerjaannya.
Model pegawai atau buruh seperti tidak membutuhkan adanya pengawasan dari
manusia; berbeda dengan orang yang melakukan pekerjaan karena takut manusia, sehingga
akan menghilangkan berbagai sarana yang ada, melakukan penipuan terhadap apa
yang dapat dilakukan. Adapun pegawai yang mukhlis, yang
bekerja dibawah perasaan adanya pengawasan oleh Dzat yang tidak pernah
lengah sedikitpun, dan tidak ada yang tersembunyi atas apa yang tersembunyi di
dalam bumi dan di langit!!
Masyarakat
Islam saat ini, Mesir diantaranya, sedang kehausan dan sangat membutuhkan akan
model pegawai dan pekerja yang ikhlas dan professional; agar
kembali bangkit dari keterpurukan dan maju dari kemundurannya, sehingga
menjadi seperti generasi masa lalu yang menjadi sebaik-baik umat:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia”. (Ali Imran:110)
3. Tawakkal
kepada Allah.. seorang muslim dalam pekerjaannya selalu bertawakkal kepada
Allah, kemudian melakukan sebab-sebab menuju ketawakkalan tersebut;
مر عمر بن الخطاب رضي الله عنه بقوم فقال:
من أنتم؟ قالوا: المتوكلون، فقال: “أنتم المتأكلون، إنما المتوكل رجل ألقى حبة في بطن
الأرض وتوكل على ربه
“Sebagaimana Umar ketika melewati
suatu kaum dia berkata: “Siapakah kalian? Mereka berkta: Orang-orang sedangn
bertawakkal. Kemudian dia berkata lagi: “Kalian adalah orang-orang yang sedang
bertawakkal, pada sesugguhnya yang dimaksud dengan orang yang bertawakkal
adalah seseorang yang melemparkan benih kedalam perut bumi dan kemudian
bertawakkal kepada Allah”
4. Memohon
rizki yang halal dan baik dengan cara yang elegan.. seorang muslim selalu
melakukan pekerjaannya dengan bijak, kerja keras, bersih dan apik, yakin bahwa
rizki yang telah ditentukan Allah adalah miliknya tidak akan lepas
darinya begitu saja, sebagaimana Rasulullah saw bersabda:
لا يستبطئن أحد منكم رزقه، فإن جبريل ألقى
في روعي أن أحدًا منكم لن يخرج من الدنيا حتى يستكمل رزقه؛ فاتقوا الله أيها الناس
وأجملوا في الطلب؛ فإن استبطأ أحد منكم رزقه فلا يطلبه بمعصية الله؛ فإن الله لا يُنال
فضلُه بمعصيته
“Tidaklah akan diperlambat rizki salah
seorang dari kalian, karena Jibril telah memberi tahukan dalam jasadku bahwa
seseorang diantara kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal) kecuali
telah disempurnakan rizkinya; bertaqwalah kepada Allah wahai sekalian manusia
dan mohonlah rizki dengan cara yang elegan dan indah; dan jika rizkinya
lambat menghampirinya maka janganlah ia mencarinya dengan cara maksiat
kepada Allah; karena Allah tidak menyukai karunia-Nya yang diperoleh dengan
cara yang maksiat”.
Hak-hak
pegawai dalam Islam
Jika
Allah telah mewajibkan kepada pegawai untuk bekerja dengan cara yang itqon
(professional) dan cakap di dalamnya; maka baginya memiliki hak,
sehingga menjadikan dirinya memiliki kehidupan yang mulia, kokoh dan kuat.
Dan diantara hak-haknya adalah:
1. Menghormati
dan menghargai pegawai atau pekerja dengan cara yang baik; sesuai dengan arahan
Al-Quran dalam memberikan perintah untuk berbuat baik pada seluruh manusia…
Allah swt berfirman. Allah SWT berfirman:
وَقُوْلُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan sampaikanlah dengan ucapan
kepada baik”
2. Memberikan
kepada pegawai upah secara penuh dan tanpa dikurangi.. sesuai dengan
kesepakatan sebelumnya; dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda:
ثلاثة أنا خصمهم يوم القيامة: منهم رجل استأجر
أجيرًا فاستوفى منه ولم يعطه أجره
“Tiga hal yang pada hari kiamat nanti
saya akan menjadi penantangnya: seseorang yang mempekerjakan orang lain lalu
dia menunaikan pekerjaannya dengan baik namun dia tidak memberikan upah secara
penuh”.
3. Bersegera
memberikan upah kepada pekerja… dan tidak menundanya sekalipun ada berbagai
alasan dan sebab; dari Abdullah bin Umar ra berkata: Nabi saw bersabda:
أعطوا الأجير أجره قبل أن يجف عرقه
“Berikanlah upah kepada pegawai
sebelum keringat mongering”.
4. Memberikan
upah secara adil… sehingga dengannya dapat meningkatkan kemuliaan hidup, dan
memenuhi kebutuhan makan dan minum, pakaian dan tempat tinggal yang layak, nabi
saw bersabda:
إخوانكم خولكم، جعلهم الله تحت أيديكم؛ فمن
كان أخوه تحت يده فليطعمه مما يأكل وليلبسه مما يلبس
“Saudara kalian adalah jaminan kalian,
Allah menjadikannya berada ditangan kalian; maka barangsiapa yang saudaranya
berada ditangannya maka hendaknya memberi makan dari apa yang dia makan dan
memberi pakaian dari apa yang dia pakai”.
5. Tidak
membebani pegawai dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan.. dan tidak
memposisikannya pada pekerjaan yang berat yang tidak mampu dilaksanakan; dan
jika kita ingin memberikan pekerjaan yang berat maka hendaknya kita
membantunya dengan diri kita atau mencarikan orang lain untuk dapat
membantunya; Rasulullah saw bersabda:
ولا تكلفوهم ما يغلبهم؛ فإن كلفتموهم فأعينوهم
“Dan janganlah kalian membebani mereka
dengan apa yang mereka tidak sanggup, namun jika kalian terpaksa membebaninya
maka bantulah mereka”.
6. Memberikan
jaminan social… diantara hak bagi seorang pekerja atau pegawai adalah
mendapatkan jaminan kesehatan dan hidup, apapun bentuknya, selama dirinya mampu
melaksanakan kewajibannya, atau tidak sanggup menunaikan tugasnya oleh karena
terpaksa atau sudah tua renta dan tidak mampu mengalahkannya, suatu kali Umar
melintas pada seorang Yahudi yang meminta-minta, maka beliaupun mencelanya dan
meminta diberikan penjelasan sebab dirinya melakukan hal tersebut, maka ketika
ternyata kondisinya memang lemah, dirinya diberikan bantuan yang sesuai, dan
kemudian dia berkata kepadanya: “Kami tidak boleh membiarkan kondisimu seperti
ini, karena kami telah mengambil dari engkau jizyah pada saat kuat dan kemudian
kami biarkan pada saat lemah, berikan kepadanya harta dari baitul maal sesuai
dengan kecukupan dirinya”, tentunya hal tersebut diiringi dengan rasa cinta dan
kasih sayang sesama manusia seluruhnya.
Wahai
umat Islam..wahai umat manusia seluruhnya…
Demikianlah
Islam yang agung, mulia dan adil.. batapa agungnya agama ini; yang memberikan
hak pegawai terhadap pemilik pekerjaan untuk memberikan ganjaran atau upah terhadap
apa yang dapat mencukupi dirinya dan yang dibutuhkan olehnya dari makanan,
minuman dan pakaian, memberikan pengobatan, pendidikan untuk anak-anaknya, dan
semua itu tidak akan terwujud kecuali dengan memperhatikan keadilan dalam
mendistribusikan pekerjaan!
Perusahaan-perusahaan
antara peremajaan dan spekulasi
Pada
sebelumnya ada seruan peremajaan perusahaan, melepaskan modal-modal besar
Negara yang diisi oleh pemodal pemodal asing jika memungkinkan, guna
membangun prasarana umum, yang merupakan sarana paling penting bagi umat,
akhirnya diberikan kepada perusahaan-perusahaan asing untuk menikmati
keuntungannya, sementara rakyat tidak merasakan dan pekerja local juga tidak
dapat menikmatinya kecuali kegetiran, kesengsaraan dan pengangguran.
Dan
saat ini sedang digalakkan seruan pembenahan perusahaan-perusahaan umum dan
memberikan kemudahan jalan, mempermudah yang sulit bagi investor asing untuk
memiliki yang diinginkan, diiringi dengan pemberikan berbagai pasilitas, disaat
Negara sedang mengalami berbagai kendala untuk mendapatkan income dan APBN
serta dana untuk melakukan persaingan regional. Sehingga dengan itu semua
mengakibatkan :
• Terjadinya
PHK nasional
• Terjadinya
inflasi yang drastis
• Kaburnya
para pemilik modal karena tidak adanya jaminan keamanan dan kesejahteraan.
Jika
seseorang berpegang teguh pada kebebasan memuliakan negaranya, dan memiliki
pengaruh untuk berusaha meninggikannya, serta mampu memobilisasi
perusahaan dengan keringatnya yang didalamnya dapat difahami oleh beratus
pegawai, atau menetap menjadi ahli dengan usaha sendiri sehingga mampu
mempekerjakan beribu-beribu para pengangguran; maka dipastikan tidak akan
ditemui orang yang membawa kabur uangnya dan menutup perusahaannya, namun
justru mereka diancam masuk penjara oleh tuduhan yang tidak benar; pada
saat yang lain kita melihat orang yang menjual belikan darah yang
rusak pada orang yang sakit, menjual belikan perusahaan-perusahaan Negara
dan sarana-sarana umum dan asset swasta kepada pihak asing dengan harga yang
paling murah tidak mendapatkan sangsi sedikitpun!!??.
Kehinaan
dan kesia-siaan
Wahai
para pecinta kebaikan negeri kalian…
Bahwa
kita tidak berjalan pada system ekonomi yang dikenal, baik teori maupun
praktek, dan bahwa kesamar-samaran dan kerancuan ini telah merasuk kedalam
tubuh kita hingga menjalar kedalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Kita
bukanlah kelompok yang melakukan arogansi penyelesaian, sehingga menghadapi
kondisi dengan melakukan pengrusakan, mabuk atau berdiam diri; sebagai reaksi
terhadap apa yang terjadi, namun kita adalah kelpmpok yang
memandang permasalahan dengan pandangan yang komprehensif dan mendalam
serta cermat, lalu mengembalikannya pada dasar yang kokoh untuk bisa
jadikan sandaran dan terfokus, dan hal tersebut tidak terwujud kecuali
dari “Nizham Islam” yang menyeluruh dan mendetail, yang didalamnya terdapat
kebaikan yang banyak.
Bangsa
Mesir adalah bangsa yang sangat memiliki kesabaran tinggi terhadap setiap
kondisi yang kering dan keras ini, kondisi yang menakjubkan yang tidak
pernah dibayangkan dan tidak bisa dihadapi oleh seseorang kecuali karena satu
kemukjizatan yaitu mukjizat keimanan, dan barangsiapa yang melihat kepada
pekerja Mesir, petani Mesri, pegawai Mesir dan yang lainnya dari bangsa Mesir
akan mendapatkan ketakjuban terhadap apa yang disaksikan akan kesehajaan
dan kesabaran mereka..!!
Wahai
para penguasa..
Marilah
bersama-sama melakukan perbaikan secara menyeluruh..!!
Bahwa
dihadapan kita ada nizham yang sempurna dan integral yang mampu mengarahkan
pada kebaikan yang menyeluruh; yaitu arahan-arahan Islam yang hanif, yang
didalamnya terdapat kaidah kuliah asasiyah (kaidah baku yang menyeluruh),
yang jika kita mempelajarinya dan menerapkannya secara baik dan bersih; maka
akan mampu memberikan solusi dari berbagai permasalahan, dapat memberikan
pemahaman bagaimana meningkatkan kehidupan, memberikan kenyamanan dalam
berbagai tingkatan serta mendapatkan cara terbaik menuju kehidupan yang baik
dan sejahtera.
Shalawat
dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga sahabat semua.
Dan
segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam.
No comments:
Post a Comment